Anda masih dalam
proses memberikan asi, tetapi apa daya
sedang sakit dan harus minum obat. Bagaimana jalan keluarnya? Ini memang dilema.
Disatu pihak, kita ingin tetap menyusui, tetapi di lain pihak khawatir jika
obat-obatan yang diminum berpengaruh terhadap bayi. Padahal minum obat adalah
hal yang lumrah dan harus dijalani bagi orang sakit,suka atau tidak. Siasati
dengan meminimalkan pengaruh obat pada asi.
Banyak faktornya
Banyak orang
bilang, sebagian obat yang dikonsumsi ibu menyusui akan masuk kedalam asi
dengan jumlah yang bervariasi. Sebenarnya, faktor yang dapat mempengaruhi asi
jika ibu menyusui harus minum obat, antara lain:
Faktor obat
Obat yang pH-nya
basa cendrung lebih terserap ke asi. Semakin mudah larut dalam lemak, semakin
mudah masuk ke asi, karena asi banyak mengandung lemak. Obat yang diminum 3-4
kali sehari lebih cepat “hilang“ dari asi, dibandingkan obat yang hanya dua
kali minum. Obat yang masa paruhnya lama (waktu yang dibutuhkan obat sampai 50
% nya dikeluarkan dari tubuh), akan lebih lama berada di darah ibu.
Faktor ibu
Obat yang dioleskan
akan jauh lebih lambat sampai ke asi dibandingkan yang diminum. Begitu pula
dengan obat yang diminum, akan lebih lambat sampai ke asi dibandingkan obat
yang disuntikkan. Disarankan minum obat segera setelah selesai menyusui, ketika
jumlah asi rendah. Dengan demikian obat jadi punya waktu maksimum menyerap ke
tubuh dan lenyap, sebelum ibu menyusui kembali.
Faktor bayi
Jika bayi menderita
penyakit tertentu yang tak cocok dengan obat yang diminum ibu, cari dahulu
alternatif obat yang bisa cocok. Namun, bila alternatif obat itu tidak ada
biasanya dokter akan menganjurkan untuk menyapih sementara, sampai pengaruh
obat hilang dari asi. Jadi, sebelum dokter menuliskan resep obat untuk anda.
Jangan lupa memberitahukan penyakit bayi anda tersebut.
Cara Benar Minum
Obat
-Apapun obat yang
dikonsumsi, konsultasikan dulu ke dokter. Minum obat jika memang benar-benar
perlu, dengan dosis serendah mungkin dan waktu sesingkat mungkin.
-Pilih obat yang
paling kecil risikonya untuk terserap ke asi (tanyakan pada dokter anda) dan
jadwalkan waktu minumnya setelah selesai menyusui.
-Jika perlu, perah
dulu asi sebelum mengonsumsi obat.
-Cermati gejala
yang muncul pada si kecil setelah anda minum obat. Misalnya, rewel, timbul ruam,
bercak, kolik, ada perubahan pola tidur dan makan. Segera beritahu dokter
mengenai hal ini, beserta obat yang anda konsumsi.
Bayi yang lahir
prematur dan atau ketika lahir berat badannya kurang, lebih renta terhadap
obat yang masuk ke tubuhnya lewat asi. Demikian pula dengan usia bayi. Makin
bertambah usianya, makin sedikit pengaruh obat yang masuk dari asi. Jadi, jelaslah
mengapa ibu menyusui tak boleh minum obat sembarangan. Kalaupun terpaksa harus
minum obat, cari yang dampaknya paling kecil terhadap kualitas dan kuantitas
asi, serta konsultasikan dulu kedokter. Semoga infonya bermanfaat bagi bunda
yang sedang menyusui.